
- This event has passed.
15 Tahun Jaringan Islam Liberal
March 31, 2016 @ 7:00 pm - April 1, 2016 @ 6:00 pm


Di media sosial, salah satu isu yang ramai menjadi bahan perdebatan juga sama: isu-isu keagamaan. Perdebatan soal agama di ruang virtual ini mempunyai kekhasannya sendiri. Pertama, perdebatan ini terbuka untuk siapapun. Tak ada filter tertentu untuk menapis siapa yang berhak bicara, dan siapa yang tidak. Apa yang disebut otoritas nyaris absen di sini. Everybody can speak about and in the name of religion. Hanya “konsumen” lah yang akhirnya menjadi semacam juri atau hakim. Konsumen lah yang menentukan apakah sebuah pendapat yang disampaikan di media sosial itu masuk akal atau tidak. Sebuah pendapat keagamaan, walau disampaikan oleh tokoh agama, dan diberikan sokongan hujjah/argumentasi keagamaan yang “kokoh”, bisa saja menjadi sasaran bully dan ejekan kika menabrak nalar publik.
Contoh yang terbaik dan paling mutakhir adalah tweet-feed yang ditulis oleh mantan Menkominfo Tifatul Sembiring tentang hukuman bunuh bagai orang-orang LGBT.
Karena itu, dan ini adalah kekhasan kedua, perdebatan di media sosial selalu bersifat spontan, tanpa mengharuskan sebuah persiapan “akademis” tertentu. Di sini justru terletak daya tarik perdebatan soal agama di media sosial. Spontanitas diskusi di sana bisa membantu kita melihat bagaimana “wajah asli” pandangan keagamaan publik kita. Mulai dari pandangan keagamaan yang “bodoh” hingga yang terpelajar, semuanya tergambar di sana.
Dalam rangka memperingati ulang tahun Jaringan Islam Liberal yang ke-15, maka ada dua rangkaian acara yang akan kami hadirkan. Pertama, diskusi yang hendak mengangkat isu: Bagaimana agama dipahami oleh orang-orang yang saat ini aktif di media sosial; bagaimana agama diperdebatkan di ruangan digital ini; bagaimana agama menemukan ekspresinya yang khas dan unik di dunia virtual. Untuk diskusi ini, kami akan meminta dua sosok berikut ini, sosok yang juga kita kenal aktif di dunia media sosial, untuk menjadi nara sumber: Hasanudin Abdurakhman, pengamat untuk kajian sosial, agama dan kebudayaan yang aktif menulis di berbagai media, terutama media sosial. Diskusi juga akan menghadirkan Ulil Abshar Abdalla sebagai penanggap.
Masuk dalam rangkaian ulang tahun ini juga, Pidato Kebudayaan yang akan mengangkat tema: Agama Ideal di Masa Depan. Pidato Kebudayaan kali ini akan dibawakan oleh Ade Armando, seorang pakar komunikasi dan juga tokoh terkemuka yang memiliki perhatian cukup mendalam terhadap isu-isu keagamaan di Indonesia, yang juga mengelola Madina Online, sebuah portal online yang memberikan pencerahan bagi masyarakat Indonesia.
Diskusi dengan tema: “Religiusitas di Dunia Internet” akan berlangsung pada: Kamis, 31 Maret 2016, pukul 19.00 WIB di Teater Utan Kayu.
Adapun Pidato Kebudayaan: “Agama Ideal di Masa Depan” akan diselenggarakan pada: Jumat, 01 April 2016 pukul 19.00 WIB di Pisa Kafe Mahakam.