IslamLib – Kamis, 21 januari 2016, istriku memberitahu ada SMS dari Neng Dara Affiah dan Merhansyah yang mengundangku untuk hadir di acara 30 tahun Formaci (Forum Mahasiswa Ciputat) di Gunung Mas, Puncak. Acara tersebut untuk mengenang Fauzi yang baru saja wafat.
Aku senang menerima undangan dari teman-teman Formaci yang memang sudah lama tak bertemu. Kangen juga rasanya, ternyata mereka masih mengingatku dan mengundang pula di acara Formaci.
Mendapat undangan itu sebenarnya aku ingin hadir. Tapi aku tahu, tak mungkin dapat menghadirinya karena kami sedang menjalani konsinyering dan baru bisa keluar rumah kalau mendapat ijin dari Tuhan. Itu sesuai dengan komitmen dan janji kami pada Tuhan untuk hanya fokus mengerjakan pekerjaan di Eden sebagaimana yang diperintahkanNya.
Aku pun langsung berdoa untuk Fauzi, semoga segala perbuatan baiknya menjadikan dia dibangkitkan kembali di tempat yang lebih baik dan lebih mulia (reinkarnasi) dan semoga keluarga yang ditinggalkannya menerima segala Ketentuan Tuhan dengan tulus, ikhlas dan lapang.
Dan ketika membaca sms Merhan, aku sempat terkejut juga karena smsnya mengatakan: ”Aku bersama Mukhlis akan menjemputmu dan memaksamu untuk ikut.” Merhan memaksaku karena katanya tema acaranya adalah “Mengenang Fauzi dan Membela Rahman”. Akhirnya aku pun bertanya kepada Tuhan melalui Paduka Bunda Lia Eden.
Sesuai dengan perjanjian kami kepada Tuhan untuk hanya mengurusi urusan-Nya, maka kami selalu bertanya meminta petunjuk Tuhan di setiap langkah kami, melalui Utusan-Nya, Paduka Bunda Lia Eden, yang dianugerahi Tuhan dapat berkomunikasi langsung kepada-Nya melalui kalbu.
Hening sesaat. Paduka Bunda berkonsentrasi untuk mendengarkan Suara Tuhan dari kalbunya. Di luar dugaan, aku diperbolehkan Tuhan untuk hadir dan bahkan diperkenankan membawa Risalah Eden yang terbaru untuk diberikan kepada teman-teman Formaci.Tuhan juga mengizinkan aku diantar oleh dua teman Eden, Ym Kelik dan Ym Arif. Dengan gembira, keputusan itu aku sampaikan kepada Merhan, Mukhlis, Neng, Kak Ipung (Saiful Mujani).
Tujuan utamaku menelpon Neng, selain memberi kabar, sesungguhnya adalah ingin minta maaf kepada suaminya (Fauni) karena aku pernah berdosa kepadanya saat menjadi mahasiswa dahulu. Aku pernah memplagiat satu tulisannya.
Hal itu perlu kulakukan karena Pengampunan Tuhan bukan hanya sekedar diucapkan kepada Tuhan tetapi harus ditebus dengan meminta maaf dan menyebutkan kesalahan kepada yang bersangkutan, walaupun sesungguhnya aku malu.
Pengampunan Tuhan tergantung kepada kelapangan hati seseorang yang kita pernah bersalah. Namun kata Neng, Fauni sedang tak bersamanya, tapi aku bisa bertemu dengannya di Gunung Mas nanti. Aku pun lega.
Selanjutnya Neng minta agar aku nanti memimpin tahlilan Fauzi karena katanya aku lebih layak daripada dia. Tapi aku katakan padanya : ”Aku kan sudah tidak beragama, masa kamu suruh memimpin tahlilan. Tapi aku sudah berdoa sendiri tadi untuk Fauzi.”
Aku sekarang kan sudah menetralkan agama sebagaimana Perintah Tuhan kepada kami semua di Eden, tidak menjalankan ritualitas agama tertentu tapi ber-Tuhan secara mutlak (Absolute Monotheisme), menjalani hidup suci, tidak melakukan dosa dan kesalahan dan memuliakan seluruh Kitab Suci Tuhan.
Kami menjadikan Kitab Suci Tuhan sebagai pegangan hidup dan tempat bertanya kala kami ingin mendapatkan PetunjukNya atas urusan kami, agar setiap langkah kami tertuntun dan terjaga dalam Pemeliharaan Tuhan.
Jumat sore aku, Ym Kelik dan Ym Arif berangkat ke Gunung Mas setelah seharian sibuk mempersiapkan bahan Risalah dan DVD Eden untuk dishare dan diberikan kepada teman-teman Formaci.
Kebetulan kami memang sedang mempersiapkan Risalah terkait dengan hak jawab kami atas Metro TV yang pernah menampilkan Marzani Anwar yang menyudutkan Eden dalam acara ‘Selamat Pagi Indonesia’ dengan tema ‘Fenomena Orang Hilang’, dan Tuhan menjawabnya dengan menurunkan ilmu pengetahuan dari-Nya.
Melalui peristiwa pak Marzani Anwar, sungguh Tuhan mengajarkan kepada kami bagaimana mensikapi kemarahan, fitnah dan hujatan dengan menyatakan sebuah kebaikan dan kebenaran yaitu menyampaikan ilmu dariNya.
Kami bersyukur sekali karena ilmu Tuhan yang turun untuk itu terkait dengan ilmu yang sedang menjadi obyek penelitian utama para saintis, “Teori Segalanya”. Puji Tuhan Risalah itu telah rampung dituliskan dan sudah upload di Website Komunitaseden.com dengan judul “Wahyu Tuhan Terkait dengan Pengabaian Hak Jawab Eden oleh MetroTV”.
***
Kami tiba di sana sekitar pukul 22.00 WIB. Kami kaget membaca spanduk yang bertuliskan ‘Mengenang Fauzi dan Membela Rahman’. “Rahman siapa tuh?” kata Ym Kelik kepadaku. Oo..mungkin ini yang membuat aku mendapat izin Tuhan untuk menghadiri acara 30 tahun Formaci ini, batinku dalam hati.
Formaci memang punya pahala pembelaan kepada Eden dahulu pada evakuasi Eden yang pertama, di akhir 2005. Pada waktu Komunitas Eden sedang berada di Polda Metro Jaya menjalani pemeriksaan, teman-teman Formaci pun berdemo di sana.
Bertahun-tahun tak bertemu, aku bahagia sekali bisa bersua teman-teman Formaci yang aku kangeni. Kupeluk mereka satu persatu untuk melepas kekangenan. Dan kami pun langsung terlibat dalam obrolan panjang tentang Eden sambil menikmati jahe panas yang disediakan Mukhlis.
Aku juga diminta teman-teman memimpin doa untuk alm Fauzi. Dan kami pun berdoa bersama kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan cara yang universal: berdoa dalam bahasa sendiri, bahasa Indonesia. Tuhan memang sedang ingin mengajarkan cara peribadatan kepada-Nya yang suci, universal, sederhana, tidak rumit dan ribet tapi khusuk.
Diskusi tentang Eden berlanjut karena teman-teman sangat antusias sekali. Sungguh baru kali inilah aku terlibat diskusi panjang tentang Eden dari hal-hal yang substansial sampai kepada yang teknis dan struktural.
Yang struktural misalnya ditanyakan oleh teman-teman tentang sebutan‘Yang Mulia’ di Eden. Hal ini memang sangat penting ditanyakan karena kultur Formaci yang sangat egalitarian.
Di Eden sesungguhnya semua setara, dan kami diperintahkan Tuhan untuk saling menyapa dengan sebutan ‘Yang Mulia’ untuk mengajarkan adab saling menghormati di antara kami, tetapi sungguh sangat terlarang merasa diri mulia.
Kami semua setara, kecuali Paduka Bunda yang mendapat mandat langsung dari Tuhan sebagai penyampai Wahyu Tuhan. Kami mentakzimi apa-apa yang disampaikan Tuhan melalui beliau. Tetapi sebagai pribadi, beliau sama dengan kami, bahkan beliau disucikan lebih berat dari kami.
Dalam forum itu aku menyatakan kepada teman-teman bahwa Eden itu bukanlah agama tapi Surga. Karena itu Eden tidak merekrut anggota tetapi hanya menyampaikan Wahyu-wahyu Tuhan tentang peringatan, jalan keselamatan dan Solusi-solusi Tuhan atas segala permasalahan seluruh umat manusia terutama bangsa Indonesia dan terkhusus umat Islam yang sedang mengalami keterpurukan dan penderitaan. Itulah tugas yang diembankan Tuhan pada kami.
Sungguh deras Wahyu Tuhan yang diturunkanNya melalui Paduka Bunda Lia setiap hari, mencakup berbagai macam pengetahuan kesemestaan yang melipuiti sains, kosmologi, filsafat agama, hukum, sosial dan lainnya, yang menjadi satu kesatuan yang tak terpilahkan, sambil kami disucikan dengan sangat ketat selama 20 tahun lamanya.
Itu sebabnya Eden diminta Tuhan untuk hanya total mengurusi Wahyu-wahyuNya yang deras tersebut dan segala AmanahNya. Dari sekitar 100 orang yang bersumpah dan berkomitmen suci yang bertahan sekarang, tinggal 27 orang termasuk 5 anak-anak yang lahir di Eden.
Keluasan cakupan Wahyu yang diturunkan Tuhan seringkali membuatku terperanjat, demikian pun bagaimana Paduka Bunda Lia Eden yang sangat awam itu dapat menemukan Ayat-ayat Qur’an yang luput dari perhatianku sedangkan ayat tersebut merupakan kunci dari terbukanya Rahasia Tuhan dan kesemestaan, sebagai contoh wahyu Qur’an di Surat Al A’raaf ayat 7 yang ternyata menjadi kunci bagi penjelasan Wujud Tuhan Yang Maha Bulat dan tidak gaib.
Al Qur’an, surat Al A’raaf ayat 7:
Maka sesungguhnya akan kami kabarkan kepada mereka dengan pengetahuan bahwa Kami sekali-kali tidaklah gaib.
Melalui Utusan-Nya, saat ini Tuhan memang sedang menurunkan perfeksi ilmu pengetahuan kepada umat manusia berupa ilmu yang terbaru dan terutama, dan menyatakan keberadaan Diri-Nya bahwa sesungguhnya Dia sekali-kali tidaklah gaib.
Dari titik tolak inilah, Tuhan menjelaskan Wujudnya Yang Maha Bulat dan Maha Global dan seluruh alam semesta yang tak terhingga jumlahnya yang berada di dalam keliputan Diri-Nya Yang Maha Bulat dan tak terhingga.
Dari sinilah Tuhan ingin menegaskan bahwa WujudNya itu Bulat dan Tunggal. Seluruh alam semesta yang berada di dalam keliputan Diri Tuhan yang berotasi dan beregulasi serta bereinkarnasi dalam keabadian.
Tidak ada satu kehidupan di luar Kemahabulatan Tuhan itu, maka konsekwensi dari ketakterhinggan Tuhan itu adalah tidaklah patut bagi umat agama apapun untuk menuhankan utusanNya, karena utusanNya hanyalah partikel kecil ruh yang diberikan Tuhan dari ketakberhinggaan RuhNya.
Dari penjelasan ini, kesatuan dan penyatuan agama adalah sebuah keniscayaan dan tidak ada lagi pemilahan antara dunia dan akhirat, yang nyata dan yang gaib, agama, filsafat, sains, menyatu dalam satu kesatuan.
Dan dari penjelasan Wujud-Nya Yang Maha Bulat itu, akan menyudahi perdebatan panjang antara agama, filsafat dan ilmu pengetahuan karena tak ada lagi pemilahan antara monoteisme, monisme dan panteisme.
Dan implementasi yang lebih jauh lagi adalah bahwa penjelasan itu bisa menurunkan banyak ilmu dan penyelesaian berbagai masalah pelik dunia.
Pertautan antara dunia spiritual dengan sains disatukan Tuhan karena alam semesta adalah perwujudan dari Tuhan Yang Maha Kuasa dan pengetahuan dibangun dan ditemukan oleh manusia karena ia memang sudah ada di alam, bahwa alam semesta adalah ilmu pengetahuan.
Sebagaimana disebutkan dalam idealisme monistik bahwa alam adalah keseluruhan jiwa yang diobyektifkan, sementara pikiran adalah esensi dari alam, dan Tuhan adalah logika dan tujuan yang imanen atau jiwa kreatif dari proses kosmis. Semua itu terkandung dalam Monoteisme Mutlak.
Untuk lebih jelasnya Risalah Wujud Tuhan ini dapat dibaca di Website komunitaseden.com bagian Interest dengan judul: Wujud Tuhan itu Bulat seperti Bola Nan Maha Besar.