Home » Politik » Internasional » Ahmad Sahal: “Kita Perlu Lobi Tandingan Israel”

Ahmad Sahal: “Kita Perlu Lobi Tandingan Israel”

1/5 (1)

IslamLib – Kota-kota Palestina sudah luluh-lantak oleh tank-tank dan senjata Isreal. Lebanon juga dibuat neraka oleh serangan darat, laut, dan udara Israel yang bertubi-tubi. Tapi PBB tak berkutik. Alih-alih menitahkan Israel untuk berhenti, Amerika sebagai superpower dunia, justru tampak membenarkan tindakan biadab Israel itu. Ada apa? Berikut perbincangan Novriantoni Kahar  dari Jaringan Islam Liberal (JIL) Kamis (20/7) lalu, dengan Ahmad Sahal, mahasiswa doktoral ilmu politik di Universitas Pensylvenia, Amerika Serikat.

 

Mas Sahal, mengapa Amerika bungkam atas agresi Israel terhadap Palestina dan Lebanon yang membabi-buta belakangan ini?

Saya kita memang mengherankan ketika Amerika bungkam ketika Israel membombardir Bandara Internasional Rafiq Hariri dan beberapa infrasturktur penting di Lebanon. Sementara itu, Presiden Amerika, George W. Bush dengan enteng mengatakan bahwa Israel punya hak untuk membela diri. Karena itu, penjelasan lapisan pertamanya adalah karena mereka terjebak oleh ulahnya sendiri di Irak yang sampai kini masih kacau. Amerika juga terjebak dalam kasus pengayaan uranium Iran dan isu Suriah.

Tapi pada lapisan yang lebih dalam, pertanyaan yang lebih layak kita gali adalah mengapa Amerika selalu mendukung Israel tanpa syarat. Nah, beberapa bulan lalu, ada satu tulisan menarik berjudul The Israel Lobby and US Foreign Policy.

Makalah ituditulis dua profesor hubungan internasional dari University of Cichago dan Harvard University, masing-masing bernama John Mearseimer dan Stephen Walt. Yang menarik dari tulisan itu adalah pendapat yang menyatakan bahwa dukungan Amerika yang tanpa syarat terhadap Israel, justru akan merugikan kepentingan Amerika sendiri dan juga merugikan orang Yahudi.

Dan memang, selama ini Amerika terlalu royal membantu Israel, seperti dalam bantuan ekonominya. Paling tidak, dalam setahun Isreal mendapat bantuan ekonomi senilai 3 milyar dolar. Selain itu, ada juga bantuan militer dan sistem persenjataan. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah bantuan diplomatik Amerika yang sudah 32 kali memveto resolusi PBB menyangkut Isreal. Saya kira, kita semua sudah sering kali mendiskusikan itu.

Tapi yang menarik dari tulisan dua profesor tadi, adalah penekanan bahwa sebenarnya dukungan Amerika yang luar biasa dan tidak kritis terhadap Israel itu dikarenakan adanya peran lobi Israel yang kuat sekali di Amerika. Jadi saya kira, kata kunci penjelas bungkamnya Amerika di sini adalah soal lobi Isreal yang sangat digdaya di Amerika.

Di sana orang menyebut lobi, tapi di dunia Islam lebih banyak bicara soal konspirasi Yahudi. Bagaimana membedakan antara lobi dan konspirasi?

Saya kira memang itu yang perlu digarisbawahi. Lobi itu berbeda sekali dengan konspirasi. Sebab, konspirasi biasanya dihubungkan dengan kekuatan yang tak tampak yang sedang bermain dalam suatu perkara. Sementara, lobi adalah hal yang biasa berlaku dalam perpolitikan domestik Amerika.

Nah, yang dimaksud lobi Israel di Amerika itu kira-kira adalah kualisi longggar dari sejumlah individu dan organisasi yang secara aktif bekerja agar kebijakan luar negeri Amerika selalu pro terhadap Israel. Jadi, yang namanya lobi itu bukan gerakan bawah tanah yang kemudian dikendalikan oleh suatu kekuatan gaib dengan kepemimpinan yang tunggal.

Lobi juga sesuatu yang dikerjakan oleh banyak kelompok kepentingan lain, selain orang-orang Yahudi pro-Israel seperti AIPAC (American Israeli Public Affair Council). Kita mengenal banyak sekali kelompok kepentingan yang juga aktif melakukan lobi di Amerika selain AIPAC. Misalnya kelompok pengusaha tembakau, kelompok pemilik senjata api, dan koalisi para pensiunan. Di Amerika, semuanya aktif melakukan lobi-lobi untuk mememangkan kepentingan mereka.

Bedanya, lobi Israel memang begitu efektif. Dengan kekuatannya yang mereka punya, mereka mampu mempengaruhi satu Washington, seperti mayoritas anggota Konggres dan kalangan Ekskutif. Mereka juga efektif mempengaruhi opini publik di media massa.

Jadi, lobi Isreal begitu efektif melakukan kampanye supaya orang tidak bisa bersikap kritis terhadap Israel di dalam banyak diskusi publik. Suasana seperti itu berbeda sekali dengan, misalnya, di Eropa. Poin kedua profesor tadi tentang lobi Israel adalah: semua itu sesuatu yang wajar dalam politik domestik Amerika dan memang dilakukan oleh kelompok kepentingan mana pun. Bedanya, lobi Israel sangat efektif.

Yang jadi pertanyaan, mengapa lobi Israel itu begitu efektif dan seakan-akan mampu mempengaruhi hampir semua kebijakan luar negri Amerika di Timur Tengah?

Saya kira, salah satu penjelasannya adalah karena tidak adanya lobi tandingannya. Saya belum pernah mendengar adanya lobi Arab atau Palestina yang betul-betul kuat di dalam kancah politik domestik Amerika. Kalau boleh berandai-andai, sekiranya kelompok Arab atau Palestina dari dulu secara aktif membangun lobi di kancah politik domestik Amerika, ceritanya mungkin berbeda.

Faktanya mereka justru melakukan langkah-langkah yang kadang-kadang justru kontraproduktif untuk memenangkan kepentingan mereka, seperti mempertontonkan cara-cara kekerasan. Israel juga melakukan kekerasan yang lebih brutal, tapi di Amerika, suasananya memang agak aneh.

Karena itu, dari sisi isu, sebenarnya tulisan dua profesor tadi sudah sering kita dengar. Tapi yang unik, kedua profesor dari universitas kenamaan Amerika itu betul-betul sedang mendobrak tabu, dan dalam publik Amerika, hal itu jarang terjadi.

Padahal, seperti yang saya bilang tadi, kritik yang lebih pedas terhadap Israel di publik Eropa sudah sangat biasa. Karena itu, salah satu media di Israel menganggap tulisan ini penting sekali, karena banyak orang yang sudah mencemaskan dukungan tanpa syarat Amerika terhadap Israel.

Silahkan nilai tulisan ini

Leave a Reply

Your email address will not be published.