IslamLib – Osama bin Laden adalah figur kontroversial. Bagi banyak kalangan, Osama adalah simbol terorisme yang paling bertanggungjawab atas segala tindakan teror yang terjadi di dunia, khususnya di Amerika dalam bentuk serangan terhadap gedung World Trade Centre (WTC) pada 11 September 2001.
Pemerintah Amerika Serikat menganggap al-Qaeda sebagai pihak yang harus bertanggungjawab atas teror yang terjadi di WTC. Maka, pembunuhan terhadap Osama (1 Mei 2011), sebagai pemimpin al-Qaeda, merupakan tindak keadilan yang memang harus diterima sebagai hukuman bagi pelaku teror.
Tidak demikian halnya di dunia Islam. Kaum Muslim di bagian dunia mana pun melihat Osama tidak dengan satu kesepakatan. Sebagian dari mereka setuju dengan pandangan bahwa Osama memang layak mendapatkan hukuman mati karena perbuatan teror yang ia tebarkan melalui jaringan al-Qaeda.
Osama adalah biang keladi yang harus dihentikan. Osama telah mereduksi Islam, sebagai agama, menjadi doktrin kekerasan yang mengahalalkan segala cara demi memperjuangkan apa yang mereka idealkan sebagai cita-cita yang sesuai dengan kehendak Tuhan, menurut doktrin mereka.
Maka, di negara yang sebagian besar penduduknya memeluk Islam, dualisme sikap terhadap sosok Osama cukup terasa. Sebagian kaum muslim merasa Islam telah dibajak oleh para pelaku teror. Tidak sedikit pun dalam Islam ada ajakan untuk melakukan teror, apalagi sasarannya adalah orang-orang yang tidak bersalah.
Perbuatan teror sangat dikecam dalam Islam karena membunuh satu manusia saja dianggap sama dengan membunuh seluruh umat manusia dan menjaga kelestarian hidup satu manusia juga berarti menjaga kelestarian hidup seluruh umat manusia (Al-Maidah: 32).
Di Madinah, ketika komunitas muslim yang baru telah terbentuk, Nabi Muhammad tidak pernah memerangi mereka yang tidak memeluk Islam. Terhadap orang Yahudi pun Nabi Muhammad menetapkan hak dan kewajiban yang sama sebagai satu masyakat dalam wilayah Madinah.
Tidak pernah ada ajaran yang dipraktekkan oleh Nabi Muhammad yang melahirkan sikap radikal orang-orang muslim. Nabi Muhammad bahkan membuat perjanjian dengan orang-orang yang tidak memeluk Islam untuk hidup berdampingan dan saling menghormati. Begitulah sejarah Islam menceritakan kepada kita.
Saat ini, hampir setiap kali terjadi perilaku teror (terutama di Indonesia), pelakunya sering kali mengidentikkan diri sebagai muslim yang memperjuangkan ajaran Islam. Banyak ayat dan hadis Nabi yang kemudian dikutip untuk melegitimasi tindakan mereka. Bahkan, mereka menganggap diri sebagai pejuang Islam.
Tentu tidak cukup hanya menyatakan bahwa mereka keliru dalam memahami ayat-ayat al-Quran dan hadis-hadis Nabi. Lebih dari itu, dibutuhkan kerja dan berpikir keras dari semua pihak untuk menggelar argumentasi yang mempertegas bahwa Islam adalah agama kasih-sayang bagi seluruh alam (rahmatan lil alamin).